Friday, May 23, 2014

Politik abu-abu



Judul Cerpan               : Gembritt Foury
Pengarang                   : M. Shoim Anwar
Nama                           : Yulia Ainur Rofiqoh
NIM/Kelas                  : 105200268/2010-B
.
   Setiap Negara tak pernah lepas dari hal yang berbau politik. Ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan tak luput dari pengaruh politik yang tengah naik daun pada periode saat itu. Termasuk budaya di Havana, Kuba. Di Negeri ini masih terjaajh akan hal perbedaan kulit, kulit hitam tak bisa menyatu dengan kulit hitam, seperti halnya minyak dan air. Kulit hitam dan kulit putih masih mengunggulkan ras masing-masing. Hal yang paling tak disangka adalah terbunuhnya Ibu Gembritt, ibu Gembritt terbunuh oleh kelompok yang anti kulit putih. Oleh sebab itu Gembritt sangat membenci pemerintah atau dapat disebut sebagai orang kiri. Ini terbukti dari kutipan berikut.
Tentu saja pada mulanya berjanji akan memperjuangkan nasib rakyat. Tapi lama-la rakyat diperas. Kekayaan negara diserap dan ditumpuk untuk anak cucunya dengan didirikan perusahaan di mana-mana. Pemimpin ini memberikan jabatan-jabatan penting pada segenap keluarga, kendati sebenarnya tidak becus. Mereka membentuk jaringan-jaringan politis dan ekonomis. Aku takut penggantinya nanti juga demikian. Sejarah telah membuktikan bahwa politikus itu punya prinsip seperti yang dikatakan Machivelli : it is better to be feared than to be bonored. Atau seperti kata Caligua : oderintum dum metuantum.


Yah pekerjaan seorang pemerintah hanya bersenang-senang dengan aset Negara tak pernah memikirkan masalah rakyat dan mencari solusi, seperti masalah yang dialami oleh keluarga Gembritt, masalah perbedaan warna kulit, Hitam-Putih. Gembritt sebagai kaum penentang pemerintah, tak hanya turun ke jalan dan meneriakkan tuntutan-tuntutan. Gembritt sangat berani, ia melakukan hal yang biasa dilakukan oleh seorang teroris dengan yaitu teror bom. Hal ini diyakini oleh tokoh utama dalam cerpen Shiom Anwar, yang dua jam sebelum ledakan terjadi, Gembritt membawa bungkusan besar dan menuju ke halaman kantor pemerintah. Terlihat di dalam kutipan berikut.
Suatu ketika saya berhasil menemukan Gembritt di kawasan Key West. Dia membawa bungkusan agak besar. Kami berbicara beberapa saat. Waktu saya bertanya apa isi bungkusan itu, Gembritt menolak menjawab dengan amat tegas.
“Tidak semua urusanku perlu kuketahui,” katanya.
“Tapi aku Cuma bertanya?”
“kalau Cuma bertanya itu namanya iseng, pekerjaan iseng tidak akan memberi manfaat yang berarti”
Setelah berjanji untuk bertemu besok malam, Gembritt dengan cepat menyebrang dan menuju halaman kantor pemerintah bertingkat tiga.

          Dengan adanya kerusuhan yang terjadi, tentunya pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah berusaha mencari siapa saja jaringan yang terlibat,supaya negeri ini bersih dari kaum-kaum kiri. Shoim Anwar terakhir bertemu dengan Gembritt saat dia bersama seorang lelaki di bar Floridita. Setelah itu Gembritt tewas di apartement dengan luka di dada. Mungkin ini adalah bentuk pemberantasan pemerintah dalam menghadapi kaum kiri. Menghabisi tanpa memandang jenis gender. Ini terbukti dalam cuplikan berikut.
Dan rontoklah jantung saya seketika: glarrr! Saya terkejut alang kepalang. Saya melihat Gembritt terkapar di lantai. Tampak darah berceceran dan sudah mulai mengering. Tampaknya darah itu bekas mengalir dari dadanya.

No comments:

Post a Comment