Friday, May 23, 2014

Dia Gila Aku Juga Gila



Judul Cerpan               : Anak Orang Gila
Pengarang                   : M. Shoim Anwar
Nama                           : Yulia Ainur Rofiqoh
NIM/Kelas                  : 105200268/2010-B

             Dalam cerpen Anak Orang Gila karya M. Shoim Anwar terdapat aspek-aspek yang terkandung dalam psikologi sastra, yaitu berupa id, Ego dan Super Ego. Apabila dijelaskan lebih lanjut id memiliki makna sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Id merupakan aspek kepribadian yang paling gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa “energy buta”. (Endraswara, 2003: 101). Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa id merupakan dorongan dari aspek biologis yang terjadi secara spontan.,
Suatu ketika saya bermaksud meninggalkan Rani. Saya akan minggat. Pernah pula terlintas saya akan bunuh diri. Biarlah segalanya tuntas. Niat semacam itu akhirnya kandas. Minggat tanpa sebab artinya pengecut dan tidak bertanggung jawab. Bunuh diri harus saya jauhi karena takut berdosa dan menunjukkan keciutan nalar. Ada yang bilang bunuh diri itu mendahului kehendak Tuhan.

Alasan mengapa kutipan di atas disebut sebagai id, karena tokoh utama sempat memikirkan atau mencari inspirasi mengenai jalan keluar masalah yang ia hadapi akhir-akhir ini. Ia terinspirasi beberapa hal namun ia segera tersadar dan urung melaukan hal-hal yang ia anggap tidak pantas dilakukan. Ia kecewa dengan kenyataan bahwa sang istri keturunan dari orang gila, tak hanya sampai di sini saja bahkan ia sering mencari-cari inspirasi yang lain, seperti kutipan di bawah ini.
Untuk mengeksekusi jabang bayi dalam kandungan sudah jelas tidak mungkin. Demikian pula minggat tanpa alasan. Tapi saya tetap merasa kecewa dengan rani. Saya kemudian mengambil jalan lain. Saya berusaha bersikap bengis terhadapnya. Ia saya perlakuakn dengan kasar.

Untuk kali kedua ia melakukan insirasi yang konyol, hanya karena tak mau memiliki keturunan gila ia sampai kalap untuk menyakiti seseorang yang ia sayangi dalam keadaan hamil tua. Pemikiran yang sadar namun tidak sadar ini membuat dirinya terbelenggu oleh ketakutan yang belum tentu itu terjadi. Ia ketakutan akan pemikirannya sendiri, sehingga hal itu menguasai alam sadarnya, namun tetap ia masih sadar.


            Ego merupakan kepribadian implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia luar (Endraswara, 2004: 101). Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa ego timbul karena dorongan dari aspek psikologis yang memerlukan sebuah proses.
Selama saya berpacaran dengan Rani, sampai perkawinan terlaksana, boleh dikata ada masalah. Barulah setelah beberapa bulan saya mengawini dia, segalanya terungkap. Dalam hal ini saya terpaksa bicara soal bibit, bobot dan bebet. Untuk bobot dan bebet tak ada masalah. Tetapi mengenal soal bibit saya menemui masalah besar. Ternyata Rani yang saya ketahui sebagai seorang perempuan yang teramat cantik dan menawan mempunyai cacat besar dalam dirinya. Ia adalah anak orang gila.

Dalam kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa tokoh utama kecewa dengan Rani (Istri dari tokoh utama). Sejak ia berkenalan dengan Rani hingga berpacaran tak pernah ada tanda-tanda adanya bibit yang jelek dari seorang Rani yang memiliki paras  yang menawan. Hal ini ia ketahui setelah ikatan pernikahan dilangsungkan, baru ia ketahui bahwa ayah Rani mengidap penyakit jiwa. Dari proses perkenalan yang ia jalani merasa kecewa atas hasil selama ini, kenapa tak diketahui sejak awal bahwa ayah Rani adalah Anak Orang Gila.

            Super ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai aturan yang bersifat evaluatif (menyangkut baik dan buruk). Super ego merupakan penyeimbang dari id. Semua keinginan-keinginan id sebelum menjadi kenyataan, dipertimbangkan oleh super ego. Apakah keinginan id itu bertentangan atau tidak. Pada dasarnya, super ego sama dengan kesadaran. Aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang dimasukkan dengan berbagai perintah dan larangan. dengan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat. Super ego berisi nilai-nilai moral yang ditanamkan pada diri seseorang.
Rencana selanjutnya pun timbul. Saya akan membujuk Rani agar dia mau minum obat penggugur kandungan yang telah saya beli secara diam-diam. Bila ia tak mau, ia akan saya ajak ke rumah Mbah Siti, dukun pijat yang pandai menggugurkan kandungan. Berhari-hari rencana besar itu saya pikirkan. Pada suatu pagi perlahan-lahan saya bangkit dari renungan. Rencana semalam untuk menggugurkan kandungan Rani saya buang ke kali dan hilang disikat arus air. Beberapa kaspsul penggugur kandungan itu saya remas-remas, lalu saya hamburkan ke air. Ternyata pengguguran kandungan yang sudah bernyawa itu sama dengan membunuh. Ah, saya takut berdosa lagi, bukankah tiap-tiap manusia punya hak untuk hidup?.

Dari kutipan di atas menunjukkan tokoh utama mempunyai rencana untuk menghapuskan kekecewaan dan  rasa ketakutan, namun ia masih tersadar bahwa perbuatan tersebut tidak baik kalau dipandang dari agama yang ia percayai. Dengan tekanan-tekanan yang belum pasti itu membuat ia tertekan dari fisik maupun pikiran, dan akhirnya ia gila yang ia buat sendiri.

No comments:

Post a Comment